Maret 13, 2025

Metrosoerya.com

Berani, Tegas & Tajam

APPJ Demo Di Kejari Dan Pendopo Kabupaten Sidoarjo Terkait Program KURMA

Spread the love
Sidoarjo – Metrosoerya.com

     Puluhan orang yang tergabung dalam Aliansi Peduli Pemilu Jurdil (APPI) demo damai di depan Kantor Kejaksaan Negeri Sidoarjo, Jalan Sultan Agung Sidoarjo, Kamis (19/10/2023). Demo itu bertujuan untuk memberikan spirit kepada Aparat Penegak Hukum (APH) khususnya Kejari Sidoarjo untuk memberantas tikus-tikus (pejabat korup) di lingkungan Kabupaten Sidoarjo khususnya program Kartu Usaha Perempuan Mandiri (KURMA)
     Dengan mengendarai mobil komando dan membentangkan spanduk yang bertuliskan beragam diantaranya “Sidoarjo Darurat” “Kurma Gate”. Dan membawa perangkap (jepretan) tikus dan sapu lidi yang diletakkan di antara para pendemo.
     Di atas mobil komando secara estafet para orator memberikan spirit kepada Kejari Sidoarjo untuk bekerja secara profesional. Pendemo juga berharap kepada Kejari Sidoarjo program KURMA yang akan dikucurkan kedua kalinya kerena sarat kepentingan politik yang diduga ditumpangi oleh oknum calon legislatif (Caleg) partai tertentu untuk memperoleh suara pada pilihan legislatif (Pileg) tahun 2024.
    Menurut para pendemo, program KURMA yang pertama sarat dengan kepentingan politik, dan untuk periode berikutnya diharapkan dipending. “Untuk program KURMA yang akan datang supaya ditunda (pending) dulu, karena yang pertama amburadul,” teriak orator berapi-api.
     Mengetahui hal itu, pihak Kejari Sidoarjo memanggil beberapa perwakilan APPJ untuk diajak audensi terkait hal tersebut. “Alhamdulillah kami diterima Kejari. Dari pertemuan itu, pihak Kejari meng-aprisiasinya. Dan program KURMA menjadi atensi Kejari,” terang Anang Romi selaku perwakilan APPJ.
     Setelah melakukan aksi demo di Kejari, pendemo melakukan aksinya di Pendopo Kabupaten Sidoarjo yang tidak jauh dari lokasi aksi pertama. Untuk aksi kedua massa APPJ lebih besar dan mendapat pengawalan Satpol PP Sidoarjo.
     Untuk itu, massa APPJ membawa kurma-kurma yang disebar diantara bunga setaman yang melambangkan mati, sapu lidi dan perangkap tikus merupakan simbolisasi kejengkelan atas lambatnya penghentian program KURMA tahap II, yang jelas – jelas berimplikasi atas politisasi program yang dibesut oleh Dinkop & UMKM Sidoarjo.
     Beberapa orator menyuarakan kepada Gus Bupati Sidoarjo, H. Muhdlor Ali, S.IP, supaya program KURMA dihentikan karena menurutnya program tersebut tidak tepat sasaran. Selain itu, orator mengingatkan agar Gus Bupati jangan sampai terjerat hukum akibat program itu.
     “Kami ingatkan kepada Gus Bupati Sidoarjo jangan sampai terjerat hukum. Karena kami sayang dan cinta bupati, jangan sampai bupati sekarang mengalami nasib yang sama seperti bupati sebelumnya,” tegasnya dengan nada lantang dan keras.
     Patut disayangkan aksi itu tidak mendapat tanggapan dan dari pihak Pemerintah Kabupaten Sidoarjo (Pemkab). Aksi akan berkelanjutan sampai pihak Pemkab Sidoarjo memberikan respon dan jawaban terkait hal itu.
     Nadia Bafagih dalam orasinya menyuarakan bahwa, Massa APPJ sudah muak dengan lambatnya Bupati Sidoarjo menangani hal tersebut.
     “Massa APPJ yang terlibat dalam aksi kali ini, sudah muak dengan tikus tikus politik yang gentayangan dan didesaign seolah – olah merupakan pahlawan ekonomi perempuan desa. Tetapi sesungguhnya justru melemahkan dan mencederai demokrasi di bumi Delta ini.” Pungkas Nadia di atas mobil komando.
     Adapun hasil temuan di lapangan ada salah satu calon legislatif dari partai tertentu menggunakan sarana kendaraan program KURMA untuk memperoleh dukungan suara pada Pileg 2024. Hal itu, juga ditemukan pakta integritas yang ditandatangani oleh pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dengan salah satu oknum calon yang dimaksud. (yun)

Loading

About The Author

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *