Ramadan di SMAN 19: Kisah-Kisah Kecil yang Menghangatkan Hati, Dari Tadarus Hingga Senyum Anak Yatim

Surabaya||Metrosoerya.com.- 20 Maret 2024 – Suasana hangat di SMAN 19 Surabaya, di mana bulan Ramadan bukan sekadar rutinitas, tapi sebuah perjalanan spiritual yang penuh makna. Dua hari itu, tanggal 19 dan 20 Maret 2025, siswa kelas X dan XI menyelami indahnya Ramadan lewat Pondok Ramadan.
Cerita di Balik Tadarus dan Kaligrafi.
Di Aula Atas, ada wajah-wajah serius mendengarkan Ibu Dien Rahma Suryani bercerita tentang “7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat”. Lalu, siswa putra bergeser ke Masjid Tis’ata ‘Asyar, suara merdu tadarus Al-Quran menggema, menenangkan hati. Sementara itu, di Aula, siswa putri dengan telaten membuat kaligrafi, setiap goresan pena adalah ungkapan rasa cinta pada ayat-ayat suci.
Jurnal Ramadan: Catatan Hati di Bulan Suci.
Jurnal Ramadan bukan sekadar buku catatan. Di dalamnya, ada cerita tentang harapan, refleksi, dan perjuangan. Ada yang menulis tentang Ramadan tahun lalu yang penuh kenangan, ada yang menulis tentang impian Ramadan tahun ini yang lebih baik. Ada juga yang jujur menulis tentang tantangan menahan lapar dan dahaga, tapi tetap semangat beribadah.
Zakat dan Senyum Anak Yatim: Indahnya Berbagi.
Di hari Rabu yang penuh berkah, terukir senyum bahagia di wajah para siswa SMAN 19 Surabaya. Bukan senyum biasa, melainkan senyum tulus yang terpancar dari hati yang penuh syukur.
Mereka merasa bahagia karena zakat fitrah yang telah dikumpulkan dengan penuh keikhlasan akan disalurkan kepada saudara-saudara yang membutuhkan. Mata mereka berbinar, hati mereka terasa lega, karena mengetahui bahwa kebaikan kecil mereka akan membawa kebahagiaan bagi sesama.
Kemudian, di hari Kamis sore, Masjid Tis’ata ‘Asyar menjadi saksi bisu momen yang sangat mengharukan. Anak-anak yatim, dengan wajah polos dan penuh harapan, duduk dengan tertib menanti kedatangan para kakak dan adik dari SMAN 19.
Bukan sekadar bantuan materi berupa uang dan paket sembako yang mereka terima, tetapi juga kehangatan pelukan, senyum tulus, dan doa-doa yang mengalir dari hati para siswa, guru, dan karyawan SMAN 19.
Di momen yang penuh kasih sayang itu, tidak ada perbedaan status sosial yang terasa. Yang ada hanyalah kebersamaan, kepedulian, dan cinta kasih yang tulus. Setiap senyum yang terukir di wajah anak-anak yatim adalah bukti nyata bahwa kebaikan adalah bahasa universal yang mampu menyatukan hati, melampaui segala perbedaan.
Lebih dari Sekedar Kegiatan Sekolah
Pondok Ramadan di SMAN 19 bukan hanya tentang ceramah dan ibadah. Ini tentang kebersamaan, tentang saling menguatkan, tentang belajar menjadi manusia yang lebih baik. Ada cerita tentang siswa yang awalnya malas tadarus, tapi akhirnya ketagihan. Ada cerita tentang siswa yang awalnya ragu membuat kaligrafi, tapi akhirnya bangga dengan karyanya.
Pondok Ramadan adalah tentang kisah-kisah kecil yang menghangatkan hati, tentang pelajaran hidup yang tak ternilai harganya. Semoga setiap kebaikan yang dilakukan menjadi bekal berharga bagi para siswa dalam mengarungi kehidupan. Semoga kisah-kisah kecil ini menjadi inspirasi untuk terus berbagi dan menebar kebaikan.
Penulis : Arifin
Editor : Redaksi