Oktober 14, 2025

Metrosoerya.com

Berani, Tegas & Tajam

Program Asta Cita WARSA Tentang Desa & Kota, serta SDM Unggul Hanya Program Pencitraan

Spread the love

JOMBANG metrosoerya – Dua program unggulan dalam Asta Cita WARSA, yakni Bangun Desa & Kota serta SDM Unggul, mulai mendapat sorotan publik. Meski digaungkan sebagai pilar utama pembangunan, realisasi di lapangan dinilai masih jalan di tempat.

Masyarakat menilai, semangat membangun desa dan kota yang seharusnya menjadi fondasi pemerataan pembangunan, hingga kini belum menunjukkan dampak nyata. Infrastruktur dasar di sejumlah desa masih terbengkalai, jalan lingkungan rusak, drainase buruk, hingga fasilitas publik yang minim perawatan. Ironisnya, kondisi tersebut justru berbanding terbalik dengan janji percepatan pembangunan yang kerap disuarakan.

Sementara itu, program SDM Unggul juga menghadapi tantangan serupa. Alih-alih melahirkan generasi yang siap bersaing, banyak pihak menilai peningkatan kualitas pendidikan dan pelatihan kerja belum optimal. Akses keterampilan bagi pemuda desa masih terbatas, ditambah kurangnya terobosan dalam menciptakan lapangan kerja berbasis keahlian.

Aan anshori Direktur link (lingkar Indonesia untuk keadilan) jombang angkat bicara,

“Ini hanya jargon politik yang tidak punya arah. Kalau benar serius, seharusnya dampaknya sudah terasa di masyarakat. Nyatanya? Nol besar,Jika dibiarkan program unggulan ini hanya akan jadi jargon politik tanpa arah. Masyarakat butuh bukti, bukan sekadar janji,” tegas aan Anshori

Lebih lanjut “setidaknya ada 7 persoalan publik yang dirasakan publik selama ini. Pertama, tingginya angka pengangguran Jombang yang mencapai hampir 30 ribu orang. Kedua, stunting yang masih merajalela, mendekati 4 ribu kasus. Ketiga, mis management dalam perpajakan daerah, misalnya PBB dan BPHTB. Keempat, aroma korupsi yang terus-menerus merebak di banyak desa. Kelima, minimnya perlindungan anak dan perempuan, utamanya dalam kekerasan seksual. Keenam, belum optimalnya layanan publik, khususnya kependudukan dan catatan sipil. Ketujuh, rentannya siswa sekolah dalam penerimaan kebijakan MBG serta masih tingginya anak tidak sekolah yang mencapai lebih dari 5 ribuan,” beber aan

tanpa langkah nyata, Asta Cita WARSA hanya akan jadi proyek pencitraan. Masyarakat menuntut pembuktian, bukan sekadar retorika. Jika kondisi ini berlanjut, program Bangun Desa & Kota dan SDM Unggul hanya akan tercatat sebagai kegagalan besar di mata rakyat tutup Aan

Kritik ini menegaskan bahwa Asta Cita WARSA harus segera dikawal dengan kerja nyata, bukan sebatas wacana. Tanpa percepatan yang konkret, program Bangun Desa & Kota serta SDM Unggul dikhawatirkan benar benar hanya akan menjadi program pencitraan yang tidak membawa perubahan signifikan bagi masyarakat.(Pul)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!