Lama tenggelam, polemik PT Jian you kini memunculkan pahlawan kesiangan

JOMBANG metrosoerya– Gonjang-ganjing proyek ilegal yang diduga melibatkan PT Jian You di Desa Gambiran, Kecamatan Mojoagung, kini memasuki babak baru. Setelah sekian lama seolah tenggelam, kini muncul “pahlawan kesiangan” yang tiba-tiba tampil seolah paling berjuang,mulai dari oknum LSM, oknum wartawan, hingga oknum dari birokrasi sendiri.
Pertanyaannya: benarkah mereka datang untuk menegakkan kebenaran, atau sekadar mencari panggung dan keuntungan di balik isu panas ini?
Publik mulai menyoroti serius soal integritas Pemerintah Kabupaten Jombang. Apakah metode lama “main mata” dengan para mafia proyek masih terus dipertahankan?
Penutupan sementara kegiatan PT Jian You yang dilakukan Satpol PP justru menimbulkan tanda tanya besar. Apakah penutupan itu benar-benar penegakan hukum, atau hanya strategi kamuflase agar publik percaya bahwa penertiban sudah dilakukan — sementara di belakang layar, investor tetap dijadikan sapi perah?
Kontributor Javatimes mencoba melakukan konfirmasi ke sejumlah pihak yang disebut-sebut mengetahui seluk-beluk proyek tanpa izin tersebut.
Nama-nama yang diduga sebagai “otak mafia” proyek pun mulai mencuat ke permukaan. Namun, hingga berita ini diturunkan, baik Joko Setyobudi maupun Serfi, yang disebut-sebut berada di lingkaran permainan ini, masih bungkam. Tak ada jawaban, seolah diam adalah pilihan paling aman di tengah badai sorotan publik.
Sementara itu, saat dikonfirmasi mengenai dugaan keterlibatan oknum Satpol PP, Purwanto, Plt. Kepala Satpol PP Kabupaten Jombang, memberikan pernyataan singkat:
“Info tersebut sudah kami dengar, dan sudah kami panggil yang bersangkutan bersama Sekdin Satpol PP dan Kabid. Keterangan dari yang bersangkutan, ia hanya menawarkan pekerjaan jual beli pasir. Untuk lebih detail, silakan konfirmasi ke Pak Sekdin Satpol PP. Saya sedang pimpin rapat dengan Abah Bupati. Nuwun.”
Namun ketika tim mencoba menindaklanjuti konfirmasi kepada Samsudi, Sekretaris Dinas Satpol PP, hingga berita ini naik tayang, yang bersangkutan belum memberikan jawaban
Sikap bungkam dan saling lempar tanggung jawab ini kian memperkuat dugaan publik bahwa ada “tangan-tangan tak terlihat” yang berusaha menutup rapat borok di balik proyek tanpa izin tersebut.
Kini bola panas ada di tangan Pemkab Jombang. Mampukah mereka menunjukkan keberpihakan kepada hukum dan kepentingan rakyat, atau justru memilih diam dan menjaga kepentingan segelintir orang “berkuasa”? (Pul)