Oktober 24, 2025

Metrosoerya.com

Berani, Tegas & Tajam

16 siswa 2 guru duduga keracunan makanan MBG

Spread the love

MALANG | metrosoerya. – Adanya kejadian 16 siswa dan 2 guru yang diduga mengalami keracunan usai menyantap makanan program MBG (Makan Bergizi Gratis) langsung direspon Dinas Kesehatan Kabupaten Malang.

Tim dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang langsung turun tangan untuk menelusuri dugaan keracunan makanan yang menimpa 16 siswa dan 2 guru MTs Al-Khalifah, Desa Cepokomulyo, Kecamatan Kepanjen tersebut.

Tim Dinkes Kabupaten Malang juga melakukan pemeriksaan laboratorium terhadap sampel makanan program Makanan Bergizi Gratis (MBG) yang dikirim dari SPPG Mangunrejo.

Wiyanto Wijoyo selaku Kepala Dinkes Kabupaten Malang, mengungkapkan bahwa timnya telah mengambil sejumlah sampel dari sisa makanan yang dikonsumsi para siswa dan guru yang mengalami mual dan muntah.

Tak hanya itu, pemeriksaan juga dilakukan terhadap peralatan makan dan dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).

“Tim kami langsung turun ke lapangan. Sampel sisa makan sedang dilakukan pengecekan. Peralatan dapurnya juga diperiksa. Semuanya diperiksa,” ujar Dokter Wiyanto Kamis (23/10/2025).

Sejumlah pemeriksaan sampel dilakukan Dinkes Kabupaten Malang untuk memastikan penyebab munculnya gejala mual dan muntah yang dialami para siswa dan guru.

“Pemeriksaan laboratorium diperkirakan memerlukan waktu beberapa hari sebelum hasil resminya diumumkan.Secepatnya hasil akan keluar. Uji lab butuh beberapa hari,” tutur Dr Wi.

Dokter Wiyanto menegaskan, pihaknya akan menyampaikan hasil pemeriksaan secara terbuka setelah uji laboratorium selesai kepada publik.

Hal ini diperlukan sebagai wujud akuntabilitas dan transparansi kepada masyarakat.

“Pasti hasilnya nanti akan disampaikan kepada publik. Tentu secara jelas setelah proses uji selesai,” pungkasnya.

Sementara itu, hasil pantauan di RSUD Kanjuruhan kondisi seluruh siswa dan guru yang mengalami dugaan keracunan MBG kini tengah membaik.

Mereka menjalani observasi selama tiga hingga enam jam.

Hal ini untuk memastikan kondisi pasien stabil tidaknya baru mereka diperbolehkan pulang.

“Seluruh pasien kini dalam keadaan baik. Tapi ya tetap untuk memastikan penyebab dan tidak ada gejala lanjutan perlu observasi mendalam,” pungkas Humas RSUD ( tim/van )

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!