TERBONGKARNYA PUNGUTAN JATAH ATENSI: Kasatpol PP Lobar BUNGKAM, Kabid Menghilang, Kasi Mendadak SAKIT KEPALA!
LOMBOK BARAT, MetroSorya.com.-Skandal dugaan Pungutan Liar (Pungli) di Satpol PP Lombok Barat mencapai titik klimaksnya. Setelah Indonetizen merilis berita mengenai bukti transfer Rp 2,5 Juta ke rekening Kabid dan kesaksian pemilik Kafe MC yang mematahkan alibi ‘teman dari Bonjeruk,’ para pejabat Satpol PP merespons dengan kebungkaman total dan keluhan kesehatan mendadak.
Pimpinan Lembaga Penegak Perda ‘Menghilang’
Berdasarkan laporan ke awak media yang memuat bukti transfer dana sebesar dua juta setengah ,Rp 2.500.000,_ kepada Kabid WIRYA KURNIAWAN SH dan kesaksian korban bahwa dana itu adalah setoran Pungli berulang, publik menunggu pertanggungjawaban dari pimpinan Satpol PP.
Namun, yang terjadi justru sebaliknya:
Kasatpol PP BUNGKAM: Pimpinan tertinggi Satpol PP Lombok Barat memilih bungkam dan tidak memberikan respons apa pun terhadap pemberitaan yang secara langsung menuding lemahnya pengawasan dan integritas di institusinya.
Kabid Menghilang: Kabid Wirya Kurniawan, yang namanya tercantum jelas sebagai penerima dana transfer, juga memilih tidak memberikan klarifikasi kepada media, setelah sebelumnya Kasatpol PP meminta media berkoordinasi langsung dengannya.
Sikap kebungkaman ini dinilai sebagai pengakuan tak langsung atas kebenaran fakta dan kegagalan alibi yang mereka bangun sebelumnya.
Kasi Mendadak Spoyongan dan Kepala Terasa Muter.
Sementara itu, Kasi Satpol PP Lobar, Pak Gusti, yang sebelumnya sempat merespons dengan balasan ambigu “Siap” dan dituding menghalangi konfirmasi, memberikan respons yang sangat mencurigakan setelah berita dari media MetroSorya tayang.
Saat dimintai komentar atas berita yang memuat namanya, Kasi Gusti hanya membalas pesan melalui WhatsApp: “Tiang Mash spoyongan Ki pak Opik tiba tiba kok kepala terasa muter.” (Saya masih spoyongan [pusing/limbung] Pak Opik, tiba-tiba kok kepala terasa muter.)
Respon ini, yang secara tersirat mengisyaratkan kondisi sakit, diinterpretasikan sebagai upaya halus untuk menghindari konfrontasi dan kewajiban memberikan klarifikasi atas dugaan keterlibatannya.
“Sungguh ironis. Di saat bukti Pungli sekokoh beton, pimpinannya bungkam, dan anak buahnya yang dicurigai tiba-tiba sakit kepala. Integritas sebuah lembaga penegak hukum tidak bisa disembunyikan di balik alibi teman, surat edaran, maupun keluhan kesehatan mendadak sakit,” tegas
mendesak Bupati Lombok Barat untuk tidak membiarkan drama ini berlarut. Kebungkaman pejabat Satpol PP adalah pertanda buruk. Bupati harus segera memanggil dan menonaktifkan memeriksa pejabat yang namanya terlibat di dalam perkara tersebut , guna untuk memulihkan kepercayaan publik serta meredakan situasi biar kondusif. (Puji)
