Desa Sidowungu , Melalui Kecamatan Menganti Laksanakan Pelatihan dan Penganggaran Yang Responsif Gender

Gresik , Metrosorya – Kecamatan Menganti menggelar Pelatihan Perencanaan dan Penganggaran Responsif Gender, tujuan dari pelatihan itu adalah semua unsur lembaga desa di ajak berkontribusi untuk untuk membangun desa dengan tidak membedakan gender.
Kegiatan tersebut dibuka langsung oleh Camat Menganti, Bagus Arif Jauhari, di pendopo Pemerintah Desa Sidowungu, Kecamatan Menganti, Kabupaten Gresik, Jawa Timur.
Yang menghadirkan tiga narasumber dari Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (DPMD), BAPPEDA dan Dinas KBP3A Gresik.Camat Menganti, menyampaikan kegiatan pelatihan perencanaan dan penganggaran yang responsif gender untuk memberikan wawasan kepada semua unsur lembaga desa untuk bersama-sama berkontribusi membangun desa.
“Terimakasih kepada semua unsur lembaga desa atas kehadirannya dalam mengikuti kegiatan pelatihan ini. Nanti akan ada dari narasumber yang akan menjelaskan maksud dan tujuannya, agar tidak terjadi multi tafsir,” kata Bagus, saat membuka acara pelatihan itu. Kamis malam (18/10/2024).
Tampak hadir dalam kegiatan tersebut, Ketua Asosiasi Kepala Desa (AKD) Menganti, Persatuan Perangkat Desa Indonesia (PPDI), Badan Pemasyarakatan Desa (BPD), Lembaga Kemasyarakatan Desa (LKD), RW, RT.
Dalam sambutannya Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (DPMD), Abu Hasan, dari 17 Kecamatan di Gresik, tidak ada yang mengadakan pelatihan responsif gender, hanya ada di Menganti, kegiatan ini bertujuan untuk menyetarakan gender baik laki dan perempuan mempunyai peran yang sama untuk bersama membangun desa.
“Artinya Pemerintah Desa kalau stafnya atau perangkatnya tidak saling membantu pembangunan itu tidak akan terwujud, seharusnya menyelaraskan persepsi untuk membangun bersama tanpa ada perbedaan,” kata dia.
Dikatakan Hasan,”Peran laki-laki dan perempuan tidak menjadi hambatan dalam melakukan pembangunan di desa, justru mereka harus dilibatkan, karena pembangunan itu harus merata, tidak menutup kemungkinan pembangunan itu ada melalui inovasi mereka,” lanjutnya.
Kepada peserta pelatihan, Hasan juga memaparkan UHC, BPJS ketenagakerjaan kepada masyarakat, jaminan layanan kesehatan adalah bentuk perhatian Pemerintah Daerah kepada semua unsur lembaga desa, yang mempunyai peran besar terhadap keberlangsungan roda berputarnya pemerintahan.
“Misalnya ada RT/RW yang meninggal dunia karena kecelakaan, keluarganya bakal ada santunan dari BPJS ketenagakerjaan sebanyak 43 juta, progam ini hanya ada di pemerintahan saat ini, sebelumnya tidak ada. Selian itu klasifikasi pembangunan itu anggarannya ada dari berbagai sumber, ada dari, Dana Desa (DD), dana DD ini sumbernya dari pemerintah pusat, sedangkan sasaran pembangunan dari anggaran DD ini, ada dua prioritas pembangunannya, yakni, pemberdayaan masyarakat dan pembangunan desa, selain DD ada juga BKK serta ADD,” paparnya.
Nara sumber kedua di isi oleh, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Gresik, Edy Hadisiswoyo, pihaknya mengatakan untuk mewujudkan Indonesia emas 2045, semua perangkat desa, unsur lembaga desa mempunyai peran yang sama, dalam membangun sebuah desa yang maju dan mandiri. Agar pagu anggaran itu tepat sasaran, antara desa satu dengan desa yang lain harus di integrasikan.
“Nah untuk membangun desa, tak lepas dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes), yang di jaring melalui daftar usulan dari masyarakat, untuk direalisasikan pada tahun berikutnya. Berangkat dari penjaringan usulan untuk pembangunan lima tahun mendatang diharapkan ada usulan dari kaum hawa, artinya baik wanita atau pria diajak bersama-sama memikirkan desa, untuk menjadi desa yang mandiri,” pungkasnya. ( ses )