Oktober 14, 2025

Metrosoerya.com

Berani, Tegas & Tajam

DPD Hanura Jatim : Jangan Sampai Kejadian Ini Dijadikan Alasan Untuk Menilai Buruk Lembaga Pesantren Khoziny

Spread the love
Sidoarjo – Metrosoerya.com
      Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) Jawa Timur mengunjungi Pondok Pesantren (Ponpes) Al Ghoziny Buduran Sidoarjo pasca musibah ambruknya bangunan musholla pondok tersebut yang terjadi pada (29/9/2025.red) yang menelan korban jiwa.
       Rombongan yang dipimpin Ketua DPD. Hanura Jatim Sumarzen Marzuki dan didampingi Sekretaris partai Ahmad Nurcholis dan pengurus partai ditemui oleh salah satu pengasuh pondok pesantren KH. Abdus Salam. Dalam pertemuan itu, mereka menyampaikan ikut prihatin dan duka mendalam sekaligus empati kepada korban serta keluarganya.
        Sekretaris DPD. Hanura Jawa Timur, Ahmad Nurcholish mengatakan bahwa, partai Hanura turut merasakan duka mendalam bagi keluarga besar Ponpes. Al Khoziny dan para wali santri.
       “Kami dari Partai Hanura Jawa Timur merasa sangat berduka atas kejadian ini. Menurut kami, musibah ini terjadi atas kehendak Allah SWT. Secara fisik, bangunan sudah cukup kuat, namun ada hal di luar nalar manusia yang menjadi kehendak-Nya,” ujar Ahmad Nurcholish. Rabu (8/10/2025).
       Gus Kholis (sapaan akrab) menegaskan agar masyarakat tidak menjadikan peristiwa tersebut sebagai ajang saling menyalahkan atau menuding kualitas bangunan pesantren. Banyak faktor yang bisa memicu musibah, termasuk kondisi alam di Jawa Timur yang kerap diguncang gempa.
       “Standar pembangunan Ponpes. sudah cukup bagus. Ini murni musibah. Jangan sampai kejadian ini dijadikan alasan untuk menilai buruk lembaga pesantren,” tegas pengasuh Pondok Pesantren Metal Rejoso ini.
       Di kesempatan yang sama Ketua DPD Hanura Jawa Timur Sumarzen Marzuki menambahkan bahwa pihaknya akan terus menjalin komunikasi dengan pihak pesantren dan masyarakat santri untuk memberikan dukungan moral maupun sosial.
       “Kami akan terus berkoordinasi dengan pesantren, terutama dalam hal pendidikan dan pembinaan karakter yang berbudaya Indonesia. Hanura selalu peduli terhadap dunia pesantren,” kata Sumarzen.
       Ia juga menyampaikan rasa haru atas keteguhan para wali santri yang tetap ikhlas meski kehilangan putra mereka dalam musibah tersebut.
       “Saya sangat terharu mendengar para wali santri yang berkata anak-anak mereka sudah berada di surga. Inilah perbedaan mereka yang menitipkan anaknya di pesantren, karena secara spiritual mereka lebih siap dan ikhlas menerima ujian,” jelasnya
        Sumarzen berpesan kepada para wali santri untuk tetap tegar dan tidak takut menyekolahkan anak-anak mereka di pesantren. “Ujian datang dari Allah, dan semuanya terjadi atas kehendak-Nya. Insyaallah para santri yang wafat saat menunaikan salat adalah penghuni surga yang akan menjemput orang tuanya kelak.” Pungkasnya. (yun/znr)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!